JEMBER – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember yang dipimpin oleh Bupati Jember menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Mingguan, pada setiap Rabu yang membahas evaluasi dan rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam pengendalian inflasi di Kabupaten Jember, kegiatan biasanya diawali dengan olah raga bersama selama satu jam baru kemudian rakor, pada Rabu 27/09/2023 dilaksanakan di Kantor Kajari Jember.
Hadir diantaranya Bupati Jember Hendy Siswanto, Wakil Bupati MB Firjaun Barlaman, Kajari Jember I Nyoman Sucitrawan, Dandim 0824/Jember Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso, Kapolres AKBP M Nur Hidayat, Kepala BPN AHyar Tarfi, Kepala BPS Tri Erwandi, Ka Bulog Jember Ari Hardiono, Wakil Ketua DPDR Jember Dwi Setiawan serta pejabat terkait lainnya.
Hadir pada rapat koordinasi (Rakor) tersebut diantaranya Bupati Jember Hendy Siswanto, Wakil Bupati MB Firjaun Barlaman, Dandim 0824/Jember Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso, Dedy Dwi Setyawan (Wakil Ketua DPRD Jember), Iptu Edy Santoso (KBO Narkoba Polres Jember mewakili Kapolres Jember), Tri Erwandi ( Kepala BPS Kab. Jember ), Ari Hardiono ( Ka. Bulog Jember ), serta pejabat terkait lainnya.
Mengawali acara dalam sambutannya Bupati Jember Hendy Siswanto diantaranya menyampaikan, terima kasih atas kehadiran pada kegiatan rapat rutin yang dilaksanakan oleh Forkopimda Kab. Jember. Ini berupakan bagian kerja konkret dan harus di implementasikan secara nyata di lapangan dalam pengendalian inflasi.
Bahwa negara negara lain sedang mengatur masalah ekspor beras dalam rangka ketahanan pangan, banyak negara luar yang tidak mengekspor keluar Negeri. Saat ini harga gabah naik yang mempengaruhi harga beras di pasaran.
Masih ada komoditi bahan pokok yang masih mengalami peningkatan harga. Elnino diprediksi akan terjadi setidaknya hingga akhir 2023 sekitar akhir bulan oktober. Dampak Elnino di Jawa Timur berkurangnya curah hujan hingga 40 persen. Operasi pasar harus terus dioptimalkan. Jelas Bupati Jember yang kemudian meminta pemaparan dari pihak terkait yang hadir terkait perkembangan harga pasar.
Pemaparan Kepala Badan Pusat Statistik Tri Erwandi, diantaranya bahwa secara nasional ada komoditas yang di amati dan menjadi atensi yaitu beras, daging, telur dan cabe rawit. Bulan September minggu pertama harga komoditi tetap stabil termasuk harga kebutuhan pokok rumah tangga.
Komoditas beras adalah komoditas kebutuhan pokok pasar sangat tinggi untuk permintaan dari konsumen. Untuk bulan September ini angka inflasi sekitar 4, 6 Persen. Untuk inflasi sampai minggu ini masih terkendali. Semoga dengan adanya rakor seperti ini bisa menjadi sarana untuk bisa menekan angka inflasi. Jelas Ka BPS Jember.
Selanjutnya pemaparan Kabulog Jember Ari Hardiono diantaranya menyampaikan, Sampai saat ini Minggu pertama bulan September untuk stok komoditi kebutuhan pokok di Bulog aman. Untuk beras di Bulog Jember aman walaupun dari negara produsen pengekspor beras yaitu negara Thailand dan India saat ini tidak mengekspor beras, tetapi Bulog saat ini mengekspor dari negara Kamboja.
Bulog selain melaksanakan operasi pasar murah juga memiliki program mengisi Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar 48 titik di Kab. Jember. Kita laksanakan canvasing langsung ke daerah daerah untuk menjangkau konsumen. Untuk Stok kebutuhan pokok terutama beras aman dan kita terus mengoptimalkan melaksanakan operasi pasar. Jelas Kabulog Jember.
Usai kegiatan Dandim 0824/Jember Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso menyatakan, saya sangat mendukung dilaksanakannya Rakor setiap minggu dalam mengevaluasi kinerja TPID dan merencanakan kegiatan kedepan dalam mengantiusilasi lonjakan inflasi.
Saya sangat mendukung adanya upaya operasi pasar, dalam mengoptimalkan pengendlian harga kebutuhan pokok penting masyarakat yang disinyalir terus mengalami kenaikan harga, yang diakibatkan menurunnya persediaan barang, utamanya kebutuhan pangan masyarakat.
Sekaligus pada kesempatan ini saya juga memerintahkan anggota dan jajaran untuk menanam tanaman pangan di rumah maupun di koramil jajaran dengan memanfaatkan lahan kosong maupun polybac, guna mengantisipasi kondisiyang semakin memburuk. Ujar Dandim 0824/Jember. (Siswandi)